Banyumas Jadi Kandidat Kota Percontohan Smart Green ASEAN Cities (SGAC)
PURWOKERTO - Pemkab Banyumas gelar pertemuan dengan perwakilan Dana Pengembangan Modal PBB/United Nations Capital Development Fund (UNCDF), Rabu (08/03/23) di Bappedalitbang Kabupaten Banyumas. Agenda kegiatannya diskusi misi pelingkupan (Scoping Mission) untuk mendukung proses pemilihan kota yang akan mendapat pendanaan melalui implementasi program Smart Green ASEAN Cities (SGAC), yaitu program yang mendukung implementasi dan pencapaian kota-kota berwawasan lingkungan di Asia Tenggara yang telah menjadi prioritas ASEAN.
Program yang dilaksanakan oleh UNCDF dan didanai oleh Uni Eropa ini mendukung negara anggota ASEAN di tingkat kota, regional dan nasional untuk menangani lingkungan perkotaan dan masalah tata kelola terkait perubahan iklim dengan fokus pada solusi cerdas yang dimungkinkan dengan digitalisasi dan penggunaan teknologi. Banyumas adalah salah satu kabupaten pertama di Indonesia yang dijadikan kandidat SGAC bersama Kabupaten Banyuwangi.
Scoping Mission dilaksanakan dalam rangka memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif terkait kapasitas dan kesiapan kota-kota kandidat. Hadir dalam kegiatan tersebut Manajer Program, Chencho G. Dorjee beserta tim dari UNCDF, perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bappedalitbang, BKAD, DLH, dan Dinkominfo Kabupaten Banyumas.
Diskusi dibuka oleh Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banyumas, Kristanta, dilanjutkan dengan menyampaikan paparan profil Kabupaten Banyumas. Dalam paparannya Kristanta menyampaikan gambaran kondisi geografis dan demografis, ekonomi, keuangan, tata kelola pemerintahan daerah, iklim dan lingkungan, serta perencanaan Kota Pintar (Smart City) di Kabupaten Banyumas.
Dalam pembahasan terkait iklim dan lingkungan, Kepala DLH Kabupaten Banyumas, Junaidi menyampaikan program unggulan Kabupaten Banyumas yang mendukung kebijakan penanganan perubahan iklim dan lingkungan. Program tersebut diantaranya pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan, Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH), penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), pengelolaan taman keanekaragaman hayati, serta pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Di sesi akhir diskusi disampaikan tentang perencanaan Kota Cerdas (Smart City) Kabupaten Banyumas oleh Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika Dinkominfo, Hendriarto. Terkait rencana pengembangan kedepan Hendriarto menyebut, program Smart City juga akan merambah ke pemanfaatan big data, pengembangan Artificial Intelegence (AI) dan Internet of Things (IoT) untuk mendukung pembangunan daerah. Akantetapi menurutnya ada kendala dan tantangan yang dihadapi yaitu permasalahan pendanaan dan kapasitas sumber daya manusia.
Menurut Hendri, program Smart City merupakan program jangka panjang yang melibatkan semua stakeholder untuk menciptakan ekosistem kota cerdas yang terdiri atas 6 kategori yaitu smart governance, smart economy, smart environment, smart branding, smart society, dan smart living, yang semuanya didukung oleh penggunaan teknologi.